Cari keripik pisang klik disini Cari keripik pisang klik disini Fonologi
close

*** Cari keripik pisang banten klik disini***

Langsung ke konten utama

Fonologi

Fonologi yaitu ilmu tentang perbendaharaan bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya. Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi alat ucap manusia.

Bidang kajian fonologi yaitu bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi dan membentuk suku kata.
Asal kata fonologi, secara harfiah terdiri dari gabungan kata fon (yang memiliki arti bunyi) dan logi (berarti ilmu). Di dalam khazanah bahasa Indonesia, istilah fonologi adalah turunan kata dari bahasa Belanda, yaitu fonologie.
Fonologi terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
  1. Fonetik
  2. Fonemik.
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik adalah tentang mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa yang direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari bagaimana cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan serta pengucapan bahasa.
Fonetik yaitu bagian fonologi yang mempelajari tentang cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa tersebut diproduksi oleh alat ucap manusia.
Fonemik yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai hal pembeda arti.
Ada 3 (tiga) unsur penting saat organ ucap manusia memproduksi bunyi (fonem), yaitu:
udara (sebagai penghantar bunyi)
artikulator (bagian alat ucap yang bergerak)
titik artikulasi (bagian yang jadi titik sentuh artikulator)
Terdapat beberapa istilah lain yang berkaitan dengan fonologi, yaitu :
  1. Fona
  2. Fonem
  3. Vokal
  4. Konsonan
Fona yaitu bunyi ujaran yang memiliki sifat netral atau masih belum terbukti membedakan arti, sedangkan fonem yaitu satuan bunyi ujaran paling kecil yang membedakan arti.
Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut sebagai alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf, Maka, fonem berbeda dengan huruf. Variasi terdiri dari:
  • vokal
  • konsonan
  • diftong (vokal rangkap)
  • kluster (konsonan rangkap).
Vokal yaitu fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar denga tida ada rintangan. Dalam bahasa, ada huruf vokal. Huruf vokal yaitu huruf-huruf yang bsa berdiri tunggal dan menghasilkan bunyi sendiri.
Konsonan yaitu fonem yang dihasilkan dengan cara menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan rintangan yaitu terhambatnya udara keluar karna adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator. Terdapat juga istilah huruf konsonan, yaitu huruf yang tidak bisa berdiri tunggal dan membutuhkan keberadaan huruf vokal untuk menghasilkan bunyi.

Berikut adalah pendapat para ahli tentang pengertian fonologi
Kridalaksana (2002)
Menurut Kridalaksana yang di kutip dari kamus linguistik, fonologi mempunyai arti bidang pada linguistik yang mempelajari tentang berbagai bunyi bahasa berdasarkan fungsinya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Fonologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang Bunyi suara, khususnya terkiat dengan sejarah dan teori perubahan bunyi.
Abdul Chaer (2003:102),
Berdasarkan etimologi “fonologi” terbentuk dari kata “fon” yang berarti “bunyi” dan “logi” berarti sebagai “ilmu”. Maka, umumnya bisa di bilang Fonologi memiliki arti Ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang di pakai oleh manusia.
Verhaar (1984:36)
menjelaskan bahwasanya fonologi mempunyai pengertian yang signifikan yang mana sebuah Ilmu yang memperlajari tentang bidang khusus pada linguistik yang meneliti bunyi suatu bahasa tertentu yang sesuai dengan fungsinya bertujuan menjadi pembeda antara makna leksikal suatu bahasa.
Keraf, 1984: 30.
Fonologi bisa di artikan bagian dari tatanan bahasa yang mempelajari dari bunyi-bunyi bahasa
Fromkin & Rodman
menjelaskan Definisi Fonologi adalah suatu bidang linguistik yang mengamati, mempelajari, mengalisa serta membecirakan terkait dengan tata bunyi bahasa.
Trubetzkoy
Fonologi yaitu studi bahasa yang terkait dengan sistem bahasa, organisasi bahasa dan merupakan suatu fungsi linguistis bahasa.
Daniel Jones
Definisi Fonologi merupakan sistem bunyi sebuah bahasa.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian fonologi, Semoga bermanfaatWW

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KECAP SEREPAN

Kecap Serepan tina Basa Asing   Kecap serepan atawa kecap injeuman nyaeta kecap-kecap anu aya dina basa Sunda anu diserep atawa diinjeum tina basa lianna salian ti basa Sunda, saperti basa Indonesia, basa Arab, basa Inggris jeung sajabana ti eta. Dina basa Sunda aya sawatara kecap anu mangrupa kecap serepan tina basa Arab. 1. Serepan tina Basa Arab ahir, akal, batal, gaib, hadiah, hajat, halal, hasil, iblis, kiblat, lahir, mahluk, ajaib, badan, darurat, hidayah, hakim, haram, hilap, ibadah, idin, jubah, kamus, kitab, lisan, makam, maksud, mupakat, pasal, rijki, salat, sukur, malarat, pikir, rahim, saréat, saum, tawakup, jst. 2. Serepan tina Basa Walanda Kulkas = Koelkast – Kamar (ruangan) = Kamer- Saklar (en. Switch) = Schakelaar – Keran (en. Faucet) = Kraan – Kubus (en. Cube) = Kubus – Dus (en. Box) = Doos – Soak (en. Weak) = Zwak – Baut, mur (en. Bolt) = Bout, Moer – Etalase (en. Window) = Etalage – Pantofel (sepatu) (e...

Kecap rajékan (basa Sunda)

Kecap rajékan nyaéta kecap anu disebut dua kali boh engangna atawa wangun dasarna. Salian ti di rajek engang atawa wangun dasarna, ilaharna aya ogé nu ditambahan ku rarangken, bor rarangken hareup atawa rarangken tukang. Kecap Rajekan kabagi kana sababarha jinis, di antarana: Rajekan Dwipurwa Rajekan dwi purwa asalna tina dua kecap nyaéta "dwi" nu hartina "dua" jeung "purwa" nu hartina "mimiti atawa awal". Rajekan dwi purwa kaasup kana rajekan nu dirajek engangna atawa suku katana. contona: Mobil jadi momobilan, motor jadi momotoran nu sejen : tatajong, bebentengan, uulinan sasapu, bebersih, kokolot dsb. Rajekan Dwimadya Rajekan dwi madya asalna tina dua kecap nyaéta "dwi" nu hartina "dua" jeung "madya" nu hartina "tengah. Jadi rajekan dwimadya nyaéta kecap anu dirajek engang tengahna. contona: sabaraha jadi sababaraha Rajekan Dwilingga Rajekan dwilingga nyaéta kecap anu dirajek wangun dasarna. Anu...

Yayat R, Penulis Naskah Dongeng Sunda “Si Rawing”

Cari keripik pisang klik disini Sama halnya seperti pencipta lagu, penulis naskah dongeng atau sandiwara radio, tidaklah dikenal sebagaimana penyanyi atau pendongengnya. Sama halnya dengan Yayat Rukhiyat, atau akrab dipanggil dengan Kang Yat . Saat dongeng radio “ Si Rawing ” meledak sekitar taun 80-an, orang hanya mengenal Wa Kepoh sebagai pembawa cerita dongeng tersebut. Padahal di balik kesuksesan para juru dongeng itu, terdapat tangan-tangan kreatif para penulis yang kini hampir terlupakan. Tanpa bermaksud mengecilkan peran juru dongeng, para penulis naskah dongeng memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dongeng yang digandrungi masyarakat. Dari sekian banyak dongeng Sunda di radio, cerita yang sangat fenonemal adalah Sirod Djelema Gaib (Saputra, 1969) karya K. Soekarna, Si Buntung Djago Tutugan (Tjaringin, 1969) karya S. Sukandar,  dan Si Rawing karya Yayat. R. Dongeng Sunda Si Rawing yang dibawakan oleh Si Raja Dongeng Wa...
TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG